DAPAT SKOR TES POTENSI AKADEMIK (TPA) BAPPENAS 740,8 ? GAK MUSTAHIL KOK !!
Tulisan ini saya dedikasikan untuk rekan-rekan
yang (mungkin) sama seperti saya, sangat kesulitan mencari referensi bagaimana
cara belajar untuk mengejar nilai TPA yang diinginkan.
Nilai TPA yang tinggi tentu menjadi dambaan
bagi semua orang. Namun, tes TPA yang diselenggarakan Bappenas terkenal sangat
sulit dan benar-benar menguras tenaga, sehingga untuk mendapatkan nilai di atas
600 pun banyak yang kepayahan, termasuk saya sendiri. Rekan-rekan yang pernah
mengikuti tes TPA Bappenas baik di Jakarta maupun di kota-kota lainnya pasti
super duper kesal pasca keluar dari ruang tes.
“Memang pas kuliah S2 kita bakalan disuruh ngitung deret ?!”
“memang pas ngantor kita disuruh buat jaring-jaring kubus trus dibolak-balik?!”
“memang pas ngantor kita bakalan ditanya wafa atau mayapada sama klien ?!”.
Selamat ! kita sama berarti. Hhehe. aya mengkiuti tes TPA Bappenas terkahir kali pada tanggal 8 Desember 2019. Hasil ters tersebut sudah bisa dikirim melalui e-mail 3 hari berikutnya, dan sertifikat fisik sudah bisa diambil pada hari ke-4 setelah tes. Alhamdulilah nilai saya waktu itu 740,80. Saya juga tidak menyangka, mimpi pun tidak, mendapatkan nilai segitu menimbang saya orang yang biasa-biasa saja, sama seperti yang lain.
“Memang pas kuliah S2 kita bakalan disuruh ngitung deret ?!”
“memang pas ngantor kita disuruh buat jaring-jaring kubus trus dibolak-balik?!”
“memang pas ngantor kita bakalan ditanya wafa atau mayapada sama klien ?!”.
Selamat ! kita sama berarti. Hhehe. aya mengkiuti tes TPA Bappenas terkahir kali pada tanggal 8 Desember 2019. Hasil ters tersebut sudah bisa dikirim melalui e-mail 3 hari berikutnya, dan sertifikat fisik sudah bisa diambil pada hari ke-4 setelah tes. Alhamdulilah nilai saya waktu itu 740,80. Saya juga tidak menyangka, mimpi pun tidak, mendapatkan nilai segitu menimbang saya orang yang biasa-biasa saja, sama seperti yang lain.
Langsung
saja ya. Saya membuat beberapa tips. Setidaknya tips ini cocok bagi saya,
mudah-mudahan juga begitu untuk rekan-rekan.
I. TIPS SEBELUM TEST
1. Waktu Persiapan
Keberhasilan
tidak datang secara instan. Semua perlu proses dan perjuangan. Kecuali mereka
yang mungkin dianugerahi kecerdasan berlebih, sehingga tidak perlu melakukan
persiapan. Untuk tes TPA ini, saya belajar intensif kurang lebih selama 1
(satu) bulan sebelum tes.
Bagi saya, PNS yang jam kantornya mulai 7.30 pagi sampai 17.00 ++ (Ya, ++, karena jarang bisa pulang teng go jam 5 sore) dari hari Senin s.d. Jumat, sangat sulit mencari waktu luang untuk belajar mempersiapkan tes TPA ini. Sabtu-Minggu ?? jangan ditanya lah, tau sendiri kan kalau 2 hari itu adalah waktu yang tepat buat berkubang, setelah 5 hari full dihajar “negara”. Tapi saya paksakan, lebih baik berdarah-darah sekarang daripada menyesal kemudian. Ya kan ? *tos.
Terus kapan belajarnya ?? Kalau di kantor biasanya saya nyuri-nyuri waktu. Ketika pagi hari ada disposisi telaah/pendapat, saya kerjakan secepatnya. Jadi jam 10 sdh beres, sehingga langsung bisa latihan soal-soal. Kalau ada kerjaan lagi ? ya kerjain dulu ampe selesai, trus balik ngerjain latihan lagi.
Gimana kalau pas jadwalnya rapat ? Nah ini nih yang sulit, apalagi didisposisi rapat mewakili unit kerja sendiri di unit yang lain. Praktis saya ga bisa buka-buka buku secara bebas. Ga mungkin dong, orang lagi berpendapat kita malah sibuk ngitung-ngitung. Wkwk. Paling ya baca-baca untuk mengasah kemampuan verbal. Untuk adik-adik yang kebetulan belum bekerja dan punya waktu lebih, pasti punya waktu yang lebih sehingga bisa lebih intensif lagi belajarnya. *wink
2. Buat Jadwal Belajar
Buat
planning belajar selama kurun waktu tertentu. Kalau saya, karena hanya punya waktu persiapan
1 (satu) bulan sampai dengan hari H tes, saya buat jadwal mingguan sampai
hari-H. Contohnya seperti ini:
Rekan-rekan
bisa menyesuaikan, tidak perlu sama. Tentu menyesuaikan dengan kesibukan waktu
masing-masing ya. Untuk
minggu-minggu berikutnya,jadwal bisa mengulang dari minggu sebelumnya, atau
bisa di-mixed tergantung selera. Kalau saya, dirotasi. Jadi tidak bosan.
3. Kenali Tipe Soal
Tes
TPA Bappenas terdiri atas 3 (tiga) sub tes, yakni Subtest I (Kemampuan Verbal),
Sub Test II (Kemampuan Kuantitatif), dan Subtest III (Kemampuan Penalaran).
Masing-masing terdiri atas 90 soal, 90 soal, dan 70 soal, jadi totalnya 180
soal dan dikerjakan dalam kurun waktu 180 menit.
SUB TES
|
MATERI
|
JUMLAH SOAL
|
|
VERBAL
|
Kosat Kata
|
25
|
90
|
Sinonim dan Antonim
|
25
|
||
Hubungan Kata
|
25
|
||
Wacana
|
15
|
||
KUANTITATIF
|
Aljabar (hitung-menghitung)
|
25
|
90
|
Deret
|
25
|
||
Komparasi Analitis
|
25
|
||
Soal Cerita Pendek
|
15
|
||
PELANARAN
|
Logika Formal (silogisme)
|
15
|
60
|
Penalaran Analitis
|
15
|
||
Penalaran Keruangan
|
15
|
||
Penalaran Logis (bangun ruang)
|
25
|
4. Alokasikan Waktu (Stick to it !)
Bobot
1 sesi, itu sama dengan sesi yang lainnya. Jadi, rekan-rekan jangan jadi “eat
picker”. Jangan karena lebih suka matematika, kemudian sesi kemampuan
verbal ditinggalkan, karena dianggap lebih mudah. Begitupula jangan karena
lebih senang mengerjakan soal-soal kemampuan visual, kemampuan yang lain tidak
dipelajari. Semua harus mendaapat porsi yang sama. Akan lebih baik jika rekan-rekan
bisa memetakan kemampuan diri sendiri. Misal jika merasa bahwa kemampuan
menghitung pribadi lebih baik dibandingkan kemampuan visual, maka kemampuan
visual harus mendapatkan porsi belajar yang lebih banyak dibanding kemampuan menghitung.
Bagi saya, part kemampuan verbal adalah part yang paling sulit, karena tidak ada metode belajar yang lebih baik untuk dilakukan kecuali mengingat ratusan kosakata dimaksud beserta artinya. Perlu dilihat, dibaca, dan diingat-ingat setiap waktu.
5. Minta Doa Restu Orang Tua
Belajar TPA bisa
menggunakan buku apa saja yang dijual di toko buku yang ada di seluruh Indonesia.
Jika waktu persiapan mepet seperti saya, saran saya, pilih buku TPA yang isinya
Soal-Jawab yang dilengkapi dengan pembahasan yang ringkas dan mudah dipahami. Jika
kebetulan rekan-rekan punya banyak waktu luang, silakan pelajari per mata uji
seperti pada tabel di atas. Sekarang sudah banyak kok materi-materi yang bisa
diunduh secara online.
Buku yang saya pakai selama kurang
lebih 3 minggu, contohnya ada beberapa, seperti di bawah:
Untuk suplemen, saya secara reguler
membaca ragam bahasa arkais dan klasik di aplikasi KBBI yang dengan mudah bisa
didownload di playstore/apple store.
6. Minta Doa Restu Orang Tua
Ini sih sudah tidak perlu diragukan lagi. Seberapa kurang baiknya hubungan kalian dengan orang tua, tetap doa restu mereka sangatlah mujarab. Mintalah doa restu mereka tidak hanya pada saat testnya saja, tetapi juga saat belajar persiapan. Mintalah doa mereka agar hasil belajar kita maksimal, dan dapat dengan baik meningkatkan nilai TPA kita pada saat ujian di kemudian hari.
II. TIPS PSIKOLOGI
Menurut
saya, psikologi memainkan peran yang relatif signifikan dalam tes TPA ini.
Banyak teman-teman saya yang kepintarannya sudah tidak diragukan lagi. Selalu
juara kelas, IPK tidak pernah di bawah 3,50, dan juara-juara olimpiade. Namun,
ketika dihadapkan pada soal TPA, mereka mendapat hasil yang kurang maksimal.
Mungkin jika saya ibaratkan suatu perjalanan menuju suatu kota, mereka berangkat menggunakan mobil Fortuner, sedangkan saya menggunakan mobil pick up sayur. Namun, mereka sangat gugup menyetir ketika di jalan, dan sangat hati-hati karena kuatir mobilnya lecet atau keausan, sehingga kecepatan mereka tidak maksimal.
Akhirnya, saya sampai lebih jauh dan lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang menggunakan Fortuner, karena saya tau seluk beluk jalan, tidak terlalu nervous, dan nothing to loose, toh mobil saya mobil pick up, ya.. lecet-lecet sedikit nyenggol sesuatu, ndak ada masalah. Jadi, tipsnya:
1. Yakinkan diri, Saya bisa !
Kalian sudah belajar dan mempersiapkan sejak lama. Jadi, tidak ada yg perlu dikhawatirkan. Manusia tidak ada yang sempurna sehingga tidak harus menguasai semua hal. Tidak tahu satu dua hal, tidak menjadi masalah. Bagi rekan-rekan yang muslim, ingat bahwa Allah SWT melihat perjuangan dan determinasi kita. Jika sudah berusaha, pasti dimudahkan jalannya.
2. Jangan terlalu nervous !
Gugup itu wajar, karena itulah kita disebut
manusia. Jika tidak gugup sama sekali, mending cek dah ke instalasi medis
terdekat, siapa tau ada gangguan. Hhehe, kidding.
Manage gugup kita, jangan sampai saking
gugupnya, 2 x 2 saja sama dengan 8, kan repot. Kalau saya, untuk mencegah
gugup, sebelum tes pasti pipis dulu minimal 2x. Saya pikir daripada pas di
tengah tes kebelet pipis, ya gak ?. Kemudian ucapkan berulang kali di pikiran bahwa
“saya siap” “saya bisa”. Kemudian tarik nafas panjang, dan jangan lupa tersenyum.
Husnudzon pada soal.
3. Eat well, rest well
Tidak hanya raga yang perlu makan,
jiwa juga perlu asupan. Namun, jika raga sudah sakit, bagaimana raga bisa
mengikuti ?. Terlalu retoris. Hhehe. Intinya, jangan telat makan. Cukup makan,
jangan berlebihan dan juga cukup nutrisi. Olahraga yg cukup, terutama saat masa
persiapan tes.
4. Hindari dulu musik-musik keras
Mungkin ini hanya berlaku bagi beberapa orang.
Karena saya orangnya sedikit memiliki jiwa berkesenian, ketika saya mendengar 1
lagu yeng berulang lebih dari 3 kali dalam satu waktu, lagu tersebut akan
terngiang-ngiang di pikiran kita selama waktu tertentu. Pernah saya
mendengarkan lagu “I don’t wanna miss a thing” saat belajar H-1, besoknya pas
ujian, lagu tersebut diputar terus menerus di pikiran saya, bahkan saat ujian
berlangsung. Sangat mengganggu konsentrasi.
Saya membayangkan, bagaimana jika saya
mendengar lagu rock/heavy metal ? pasti akan sangat mengganggu konsentrasi saya
saat mengerjakan.
III. TIPS SAAT MENGERJAKAN SOAL
1. Awali dan akhiri dengan berdoa, ini penting agar jalan kita dimudahkan dan dilancarkan oleh Tuhan YME.
2. Pastikan semua hal terkait data diri telah diisi dengan benar.
3. Pastikan peralatan ujian sudah lengkap di satu tempat. Kalau bisa masing-masing peralatan lebih dari 1. Misal pensil, karet penghapus, ballpoint, serutan, semua lebih dari satu. Saya lebih senang menggunakan pensil mekanik dengan isi 2B, selain lebih rapi saat menghitung, juga saat melingkari. Tapi ini dikembalikan lagi kepada kecocokan masing-masing.
4. Kerjakan berurutan.
Ketika
rekan-rekan sedang mengerjakan sub tes 1 (kemampuan verbal), fokus pada tes
tersebut. Tidak perlu memikirkan tes-tes yang lainnya. Pun ketika berlanjut ke
sub test 2 (kemampuan kuantitatif), fokus disitu saja. Jawaban yang sudah diisi
pada sub tes 1 tidak perlu dipikirkan lagi, benar atau salah. Ingat, FOKUS pada
sub test tersebut. Begitupun setelahnya.
5. Stick to the time
Kalian hanya punya waktu 250 menit, untuk mengerjakan
260 Soal. Jadi rata-rata, perlu waktu 50-55 detik untuk mengerjakan 1 soal. Jadi
kalau ada 1 soal yg susah, tapi kebetulan rekan-rekan “geregetan” untuk mengerjakan
karena yakin bisa, tapi perlu waktu banyak, sebaiknya skip ke soal lain yg
lebih mudah. Jika yakin bisa mengerjakan, lingkari soal, kemudian kembali lagi
pada soal tersebut jika memang masih ada waktu di akhir sesi. Ingat !
Tidak semua soal TPA itu susah, biasanya, jika satu soal sulit untuk
dikerjakan, maka soal selanjutnya akan lebih mudah.
Comments
Post a Comment